Transformasi energi buatan
Contoh transformasi energi selanjutnya adalah yang tidak terjadi secara alami, melainkan karena campur tangan manusia.
Suatu sungai memiliki air yang mengalir secara terus-menerus. Aliran air tersebut menghasilkan energi mekanik yang tidak berhenti.
Baca juga: 8 Bentuk Energi yang Bermanfaat dalam Kehidupan Manusia
Manusia memasang baling-baling pada air sungai tersebut. Memuat energi mekanik air beruah menjadi energi kinetik yang menggerakkan baling-baling dan generator listrik di dalamnya.
Generator kemudian mentransformasikan energi kinetik tersebut menjadi energi listrik. Energi listrik kemudian digunakan oleh manusia untuk menyelakan berbagai macam alat elektronik. Begitulah, salah satu contoh cara manusia menghasilkan bentuk energi yang diinginkan.
KOMPAS.com – Ada banyak senyawa dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah senyawa garam. Apa yang dimaksud dengan senyawa garam dan apa saja yang termasuk senyawa garam? Berikut adalah contohnya!
Dilansir dari Encyclopedia Britannica, garam adalah senyawa yang dihasilkan oleh reaksi penetralan asam dan basa.
Senyawa garam terbentuk dari unsur-unsur yang merupakan ion. Ion bermuatan positif (kation) yang bergabung dengan ion bermuatan negatif (anion) pada reaksi penetralan membentuk senyawa garam.
Artinya, senyawa garam bukan hanya garam daput atau natrium klorida (NaCl). Melainkan, hampir semua senyawa ionik yang terbentuk dari anion dan kation.
Baca juga: Ciri-ciri Senyawa Ionik
Jenis-Jenis Tembung Rangkep (Pengulangan Dalam Bahasa Jawa)
Yakni bentuk pengulangan yang menggunakan keseluruhan katanya dan diucapkan dua kali. Bentuk dari dwilingga berupa lingga + lingga (bentuk dasar + bentuk dasar). Menurut Sasangka yang juga menjelaskan bahwa jenis tembung rangkep yang satu ini artinya adalah tembung lingga kang dirangkep (kata dasar yang diulang).
Dwilingga terbagi menjadi tiga bentuk yakni dwilingga wutuh, dwilingga salin swara, dan dwilingga yang mengalami imbuhan. Berikut uraiannya.
a) Dwilingga Wutuh, yakni bentuk pengulangan yang berupa kata dasar diulang secara keseluruhan tanpa adanya perubahan sama sekali. Contoh:
b) Dwilingga Salin Swara, yakni bentuk pengulangan yang berupa kata dasar diulang dengan mengalami perubahan bunyi. Contoh:
c) Dwilingga Semu, sebenarnya jenis ini tidak termasuk dalam tembung dwilingga sebab tidak dapat ditemukan tembung lingga (kata dasarnya). Contoh: ondhe-ondhe (nama makanan), anting-anting.
d) Dwilingga yang mengalami imbuhan, yakni bentuk pengulangan yang diberi imbuhan berupa ater-ater, seselan, atau panambang. Contoh:
Yakni bentuk pengulangan yang berasal dari suku kata awalnya. Menurut Sasangka (2008), dwipurwa ini adalah tembung kang dumadi saka pangrangkepe purwane tembung lingga utawa pangrangkepe wanda kawitaning tembung (kata yang berasal dari pengulangan dua suku kata atau lebih yang berada di depan). Sementara itu, Setiyanto (2007) juga turut menjelaskan bahwa dwipurwa ini adalah tembung yang diulang purwaning linggane (kata yang diulang berdasarkan pada suku kata depan dari bentuk dasarnya).
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa jenis dwipurwa ini adalah proses pengulangan sebagian atau seluruh suku kata awal pada sebuah kata, disebut juga dengan pengulangan bagian belakang leksem. Contoh:
Yakni bentuk pengulangan yang berasal dari suku kata akhir pada sebuah kata dasarnya. Menurut Sasangka (2008) berpendapat mengenai definisi dari dwiwasana ini yakni tembung kang ngrangkep wanda wekasan utama ngrangkep wasanane tembung (kata yang diulang di akhir atau pengulangan pada akhir kata). Maka dari itu, dwiwasana ini adalah kata ulang yang pengulangannya diulang pada bagian akhir dari suku kata bentuk dasar.
Sementara itu menurut Setiyanto (2007), dwiwasana adalah kata yang dilekati oleh suku kata belakang dari sebuah kata dasar. Contoh:
Transformasi Energi Air
Energi air dapat diolah melalui pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sehingga menghasilkan energi listrik. Listrik yang dihasilkan tercipta dari generator yang dihubungkan ke PLTA. Energi listrik yang dibangkitkan oleh air ini disebut hidroelektrik.
Listrik yang dihasilkan tersebut dapat digunakan untuk menghidupkan perabotan rumah yang menggunakan listrik hingga mesin-mesin bertenaga listrik.
Transformasi Energi Hasil Tambang
Energi yang dihasilkan dari pertambangan, di antaranya yakni minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Sejumlah energi ini berasal dari fosil-fosil hewan dan tumbuhan yang telah tertimbun di dalam bumi selama jutaan tahun.
Minyak bumi, gas alam, dan batu bara kemudian dapat diolah kembali menjadi berbagai energi lain. Sebagai contoh, minyak bumi diubah menjadi bahan bakar kendaraan, gas alam diubah menjadi gas elpiji, dan batu bara diolah menjadi energi listrik.
KOMPAS.com – Unjuk rasa atau demonstrasi merupakan salah satu bentuk penyampaian pendapat di muka umum yang dijamin oleh undang-undang.
Salah satu ketentuan yang mengatur demonstrasi adalah UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.
Dalam undang-undang ini, demonstrasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang atau lebih untuk mengeluarkan pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya secara demonstratif di muka umum.
Demonstrasi dapat dilakukan di tempat-tempat terbuka untuk umum. Namun, ada beberapa lokasi yang tidak boleh dijadikan tempat menyampaikan pendapat di muka umum, yaitu:
Aksi unjuk rasa pun tidak boleh dilakukan pada hari besar nasional. Selain itu, demonstrasi juga harus mendapat izin dari kepolisian.
Baca juga: 3.000-an Mahasiswa di Lampung Unjuk Rasa, 1.005 Personel Gabungan Jaga Demonstrasi Tanpa Senjata Api
Sebagai bentuk dari penyampaian pendapat di muka umum, unjuk rasa atau demonstrasi merupakan hak legal warga negara yang dijamin negara.
Demonstrasi menjadi perwujudan demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pasal 28 UUD 1945 berbunyi, “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.”
Selain itu, ada juga Pasal 28E Ayat 3 yang berbunyi, “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.”
Tak hanya itu, sebagai hak asasi manusia, kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum tentu juga tercantum dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Pasal 25 UU Nomor 39 Tahun 1999 berbunyi, “Setiap orang berhak untuk menyampaikan pendapat di muka umum, termasuk hak untuk mogok sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.”
Baca juga: Polri: Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum Tak Absolut, Ada Limitasi Sesuai UU 9/1998
Salah satu contoh aksi unjuk rasa atau demonstrasi adalah demonstrasi buruh yang digelar hampir setiap tahun pada Hari Buruh Internasional atau May Day tanggal 1 Mei.
Berbagai elemen buruh akan menggelar aksi di tingkat nasional maupun daerah. Biasanya, aksi di tingkat nasional akan digelar di depan istana kepresidenan dan gedung MPR/DPR/DPD.
Sementara di tingkat daerah, aksi buruh digelar di kantor pemerintah daerah setempat hingga pabrik atau perusahaan masing-masing buruh.
Dalam aksinya, para buruh akan menyuarakan sejumlah tuntutan yang berkaitan dengan kepentingan mereka.
Misalnya, terkait upah minimum kabupaten/kota (UMK) atau upah minimum provinsi (UMP), atau kebijakan terkait buruh, seperti penolakan UU Cipta Kerja atau Omnibus Law.
Pengertian Transformasi Energi
Mengutip Modul Ajar Transformasi Energi oleh Auliza Syavitri, perubahan energi atau transformasi energi adalah perubahan suatu energi ke bentuk energi lainnya.
Manusia memanfaatkan perubahan energi untuk menopang kehidupannya. Dimulai dari mengolah sumber energi yang ada, yakni sumber energi terbarukan (matahari, angin, air) serta sumber energi tak terbarukan (minyak bumi, gas alam, batu bara).
Sumber-sumber energi tersebut diolah menjadi energi lain sehingga berguna bagi kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, energi matahari yang diubah menjadi energi listrik.
Kemudian, energi listrik diubah kembali menjadi berbagai energi lain yang dapat digunakan untuk menyalakan peralatan rumah tangga. Misal energi panas di setrika, energi gerak di kipas angin, serta energi cahaya pada lampu.
Tembung Camboran Tugel
Perlu diketahui ya Grameds bahwa kata “tugel” dalam Bahasa Indonesia artinya adalah “potong” atau “penggal”. Maka dari itu, jenis tembung camboran ini merupakan dua kata atau lebih yang digabung menjadi satu, dengan mengurangi atau memenggal jumlah suku katanya. Contoh:
Nah, tembung camboran tugel ini juga dapat menjadi beberapa hal. yakni:
Yakni berasal dari dua kata yang terbentuk dari proses menyingkat supaya penyebutannya lebih mudah dan ringkas. Contoh: parama + iswara = prameswari (kehidupan yang tenteram dan bahagia).
Yakni frasa yang dibentuk untuk mengartikan sebuah kata dengan menganggap kata itu sebagai sebuah akronim. Contoh: lunglit = balung + kulit (tulang kulit, artinya orang itu sangat kurus)
Pengertian Tembung Camboran
Jika dalam Bahasa Indonesia terdapat kata majemuk, maka Bahasa Jawa juga memiliki hal demikian yang disebut dengan tembung camboran. Menurut Sasangka (2008), menyatakan bahwa tembung camboran atau kata majemuk ini adalah tembung loro utawa luwih sing digandheng dadi siji lan tembung mau dadi tembung anyar kang tegese uga melu anyar (dua kata atau lebih yang disambung menjadi satu dan kata tersebut nantinya menjadi kata baru yang memiliki makna baru).
Yap, pemajemukan ini adalah proses pembentukan kata baru melalui penggabungan morfem dasar yang mana merupakan hasil keseluruhannya berstatus sebagai kata yang memiliki pola fonologis, gramatikal, dan semantik. Proses pemajemukan juga dapat diartikan sebagai dua kata atau lebih yang menjadi satu secara erat dan menimbulkan penggantian makna baru.
Tidak hanya itu saja, Setiyanto (2007) juga berpendapat bahwa tembung camboran ini adalah dua kata atau lebih yang disambung menjadi satu. Nah, dalam tembung camboran tersebut terdiri atas tembung camboran wutuh (utuh) dan tembung camboran tugel (patahan). Maksud dari tembung camboran wutuh adalah kata majemuk yang mana dibentuk dari bentuk dasar yang memang masih utuh. Sementara tembung camboran tugel adalah kata majemuk yang dibentuk dari bentuk dasar dan masih disingkat lagi.
Memahami Afiksasi Dalam Bahasa Jawa
Grameds pasti sudah tahu dong akan afiksasi jika dalam Bahasa Indonesia? Nah, dalam Bahasa Jawa juga ada afiksasi seperti itu, tetapi memiliki nama dan penjabaran yang berbeda. Misalnya pada prefiks atau awalan disebut dengan ater-ater, pada infiks disebut dengan seselan, pada sufiks disebut dengan panambang, dan konfiks disebut dengan imbuhan bebarengan. Nah, berikut adalah uraiannya!
Contoh Transformasi Energi
Nah, agar bisa memahami perubahan energi yang terjadi di lingkungan sekitar, perhatikan contoh-contoh transformasi energi berikut yang dikutip dari buku Inti Materi IPA susunan Tim Maestro Genta.